Rabu, 06 Desember 2017

permaian tradisioanal engkek dapat mengembangkan kecerdasan aud


PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK ( KEDEBAK/KEDEBOK ) 
OLEH : ISMI WINDAYANI ( TRA. 151759 )
MK   : IPS AUD
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI 
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN STS JAMBI, 2017 

Kata Pengantar
aslamualakum warohmatullahi, wabarokatuh,
alhamdulillah,Alhamdulillahirobil alamin, puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan
kehadirat Allah Swt, sholawat serta salam tidak lupa pula kita haturkan kepada
baginda rosul, NabiMuhamad SAW, dan semoga kita selalu dalam keadaan sehat
Walafiat. 
dalam blog saya kali ini saya menjelaskan tentang permainan engklek yang merupakan
permainan tradisional dalam mengembangkan kecerdasan anak khususnya aspek sosial,
semoga dengan adanya bog ini untuk siapapun yang membacanya dan bagi saya sendiri
mendapat imu dan mengerti akan pentingnya permainan-permainan tradisional apapun
itu dan juga engklek. 

A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL DAN PENTINGNYA PERMAINAN TRADISIONAL
Permainan tradisional adalah permainan yang dilakukan pada zaman dahaulu dan masih berkembang atau masih dimainkan secara turun temurun. Biasanya permainan tradisional dilakukan secara berkelompok. Kalo ditanya siapa yang membuat, akan sedikit sulit karena permainan tradisional tidak diketahui siapa penciptanya, setelah saya membaca ini disalah satu makalah teman saya yang menjelaskan tentang permainan tradisional yang hamper saja punah sayapun mulai berhenti mencari tau siapa pencipta permainan tradisional yang akan saya bahas. Namun banyak hal yang membuktikan bahwa permainan tradisionl itu memang sudah ada lama sekali dan sudah menjadi permainan yang dimainkan anak-anak dari masa-masa, melalui wawancara teman, internet dan melihat anak-anak yang masih bermaian engkleng dilingkungan tempat tinggal saya.
Permainan tradisional biasanya berkembang didaerah masing-masing, diindonesia sendiri banyak sekali suku, adat dan budaya, dari situ juga banyak sekali permainan yang beragam didaerah masing-masing. Namun tidak menutup kemungkinan terkadang satu permainan tradisional bisa ada juga didaerah-daerah lain. contohnya seperti Engklek yang akan saya bhas dengan mana berbeda yang diberi nama DAMPU BULAN dan main yang memiliki aturan sendiri di Jakarta, atau di jawa atau dimanapun mereka juga main Engklek, walaupun namanya beda tetap saja ya Engklek.
Tapi hal yang dikhawatirkan adalah permainan tradisional ini sudah hamper punah, ternyata bukan hanya flora dan fauna yang perlu dilindungi agar tidak mengalami kepunahan, ternyata permainan juga perlu dilindungi, dipelihara dan dilestarikan. Anak-anak jaman sekarang atau yang sering disebut dengan kids jaman now itu sudah rame-rame tidak melestarikan permainan tradisional yang sebernarnya sangat penting. Mereka telah terkontiminasi, teracuni dengan tegnologi yang memang pesat perkembanganya, anak betah tidak mandi, tidak makan bahkan tidaktidur kalo sudah bermain game di handphne masing-masning.
Permainan tradisional sebenarnya sangat penting sekali dibanding dengan permainan zaman sekarang. Coba kita ingat bagaiman dahulu kita saat tiba waktunya bermain, anak-anak akan saling menunggu bahkan menjemput temanya satu-persatu untuk bisa main bersama, tapi sekarang jangankan menjempt teman, diajak berkumpul saja sulit, bahkan orang tua memanggilpun ternyata telinganya sedang ditutupi headset yang tersambung dari handphonenya. Hal-hal seperti ini saja sudah membuat orang jaman dulu geleng-geleng kepala karena tingkah anak-anak jaman sekarang.
Bukan hanya itu saja, jika kita lihat teori-teori yang sekarang, seperti teori J,piaget yang mengatakan anak harus banyak mengeksplorasi diri dengan berbagai pengelmanya, atau Teori Vygotsky yang menekankah pada interaksi social sangat baik untuk segala aspek perkembangan anak usia dini atau ZPD dimana anak belajar dari orang-orang terdekatnya, dan juga scaffolding dimana anak perlu bantuan untuk memulai sesuatu, dan jika kita ulas tentang 6 aspek perkembangan anak, maka permainan tradisionanl sangat bermanfaat bagi tahap perkembangan anak yang harus banyak diberi stimulasi saat 7 tahun pertama anak.
A.  PERMAINAN  ENGKLEK ( KEDEBOK )
1.   Pengertian Engklek
Pendapat Rahmawati (2009: 10) menyatakan bahwa engklek atau sondah adalah permainan meloncati garis dengan satu kaki, permainan ini di daerah Jawa Barat dan dari luar Jawa, Tapi di Sumatra juga ada dan sudah dimainkan sejak lama sekali. Sedangkan menurut Dharmamulya (2008: 145) Permainan ini dinamakan juga engklek atau ingkling. Dinamakan demikian karena dilakukan dengan melakukan engklek, yaitu berjalan melompat dengan satu kaki. Pendapat lain dipaparkan oleh Mulyati (2013: 46) bahwa dinamakan engklek karena bermainnya menggunakan satu kaki yang dalam bahasa jawa artinya ‘engklek’. Anak yang menyukai permainan sederhana ini biasanya perempuan. Tapi laki-laki pun begitu melihat bisa ikut bergabung bermain. Jumlah pemain engklek bebas, biasanya 2 sampai 5 anak. Tempat bermain tidak memerlukan pekarangan luas tetapi datar sehingga bisa dilakukan di halaman rumah.
Sedangkan ditempat tinggal daerah saya di Kuala Tungkal, ada bermacam-macam nama, ada yang mneyebutkan ingkling karena bermain dengan satu kali, atau yang sering disebut KEDEBOK oleh keuarga saya saat masih tinggal puluhan tahun yang lalu di desa sai. Terap kec betara, karena pada masa kecil keluarga saya masih tinggal dilingkukangan jawa yang berarti BOK dengan satu kaki.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa permainan engklek adalah permainan yang menggunakan satu kaki dengan banyak jenis dan banyak nama walaupun didaerah masing-masing.  

B.  JENIS DAN CARA BERMAIN ENGKLEK
Permainan engklek mempunyai banyak jenis dan ragamnya. Pada penelitian ini yang akan digunakan adalah engklek jenis gunung yang biasanya ditemui di sekitar kita. Selain memiliki tingkat kesulitan yang rendah, engklek jenis ini bisa di kreasikan sesuai kebutuhan bermain.Dari wawancana yang saya lakukan dengan teman-teman saya ternyata memiliki atau ada englek popular di daerah masing-masing.


No
Jenis permainan engklek
Cara bermain engklek
1.    
Engklek berbentuk manusia
 







Engklek disamping saya dapat saat saya mewawancari teman sekamar saya, dia berasal dari merlung, merlung masih diaerah tanjab barat tapi jauh dari tanjab barat “…”. Ada banyak bentuk engklek yang bisa dimainkan, namun saya tertarik dengan engklek satu ini, selaian bentuknya yang unik, engklek ini juga mudah memainkanya. Jika buah kita masuk ke kotak 1, maka kita harus meloncati kotak 1 dengan satu kaki dan brok dikotak ke 2 dan ke 3 dengan satu kaki pula, lalu brok dikotak 4 dan 5 bersamaan, lajut ke kotak 6 dengan satu kaki, lalu brok di kotak 7 dan 8, lalu ke kotak Sembilan dengan satu kali dan brok bersamaan di lingkaran atau kepala, lalu turun dengan aturan yang sama mengikuti kotak sampai kekotak 2, lalu mengambil buah kita dan meloncat keluar area dan seterusnya. jika sudah menyelesaikan semuanya sampai dimana mereka melempar buahnya dengan badan berbalik untuk mendapatkan rumah, jika mereka berhasil memasukan buahitu dengan cara berbalik badan maka itu menjadi ruamhnya, jika rumah berhasil didapatkan maka sang pemilik rumah bisa menggunakan dua kaki jika melompati rumahnya. Permainana berakhir drngan siapa yang paling banya mendapatkan rumah
2.   
Jenis engklek bunga
 










Jenis engklenk ini saya dapat dari teman saya yang berasal dari pengabuan, saya sedikit bingung kenapabentuk seperti itu dikatakan dengan bentuk bunga, tapi kita harus menghargai karena itu berasal dari daerahnya, sebenarnya ditempat saya tinggal engklek ini juga ada, namun kurang popular dimasa saya, namun engklek ini sudah popular di anak zaman sekarang dan saya tidak tau namanya apa,jadi masih mending diberi nema engklek bunga dari pada tidak sama sekali. Namun Engklek ini berbeda lagi namanya ketika didaerah saya, jika didaerah saya anak-anak menyebutnya dengan Kdebok Robot karena bentuknya yang menyerupai robot.
Cara bermainnya pun tidak sulit, sama dengan yang lain yangmenggunakan satu kali namun brok di kotak 4-6, dan harus meloncati kotak yang didalamnya terdapat buah, jika sudah menyelesaikan semuanya sampai dimana mereka melempar buahnya dengan badan berbalik untuk mendapatkan rumah, jika mereka berhasil memasukan buahitu dengan cara berbalik badan maka itu menjadi ruamhnya, jika rumah berhasil didapatkan maka sang pemilik rumah bisa menggunakan dua kaki jika melompati rumahnya. Permainana berakhir drngan siapa yang paling banya mendapatkan rumah
3.   
Jenis engklek 6 kotak
Engklek jenis ini saya mainkan ketika saya masih dibangku sekolah dasar, saya tidak tau namanya namun engklek ini yang popular didaerah saya sehingga jenis engklek ini yang paling sering dimainkan, engklek ini memilki enam kotak yang cukup simple, hanya berbentuk ppersegi panjang yang dibagi menjadi 6 totak.
Cara memainkanyapun hampir sama, melempar buah dan meloncat dengan satu kaki. jika sudah menyelesaikan semuanya sampai dimana mereka melempar buahnya dengan badan berbalik untuk mendapatkan rumah, jika mereka berhasil memasukan buahitu dengan cara berbalik badan maka itu menjadi ruamhnya, jika rumah berhasil didapatkan maka sang pemilik rumah bisa menggunakan dua kaki jika melompati rumahnya. Permainana berakhir drngan siapa yang paling banya mendapatkan rumah.

2.  Kecerdasan yang Dikembangkan dari Permainan Engklek
Permainan engklek dapat mengembangkan beberapa kecerdasan, di antaranya sebagai berikut.
a.   Linguistik, permainan engklek dilakukan secara berkelompok sehingga anak dilatih untuk berbicara dan mendengarkan temannya (komunikasi).
b.   Logika matematik, melalui permainan ini anak dilatih untuk menghitung jarak antara pijakan pertama dengan kotak berikutnya dan memperkirakan ayunan tangan yang tepat untuk melempar kojo agar tepat sasaran.
c.   Intrapersonal, permainan engklek melatih anak bersikap sabar, tidak memaksa kehendak, bersikap tenang, serta merasa nyaman dan terbiasa dalam kelompok.
d.   Interpersonal, permainan engklek dilakukan secara berpasangan/berkelompok sehingga anak dilatih untuk memiliki rasa toleransi dan empati terhadap perasaan temannya. 5) Visual-spasial, pada permainan ini anak belajar menghitung jarak lempar, memperkirakan luas bidang yang ada sehingga lemparan kojo tidak keluar.
e.   Natural, alat permainan engklek dibuat dari benda-benda yang ada disekitar. Aktivitas ini mendekatkan anak terhadap alam sekitarnya sehingga anak lebih menyatu dengan alam.
f.   Kinestetik, permainan ini dilakukan dengan cara melompat dengan satu maupun dua kaki kesana kemari, maju mundur di dalam kotak yang terbatas dan melatih keseimbangan tubuh.
g. Spiritual, pada permainan ini anak belajar mengikuti aturan main dan mau menerima akibat jika melakukan kesalahan (sportivitas). 


Minggu, 05 November 2017

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
KARAKTER KEMANDIRIAN AUD
ISMI WINDAYANI ( TRA. 151759 )
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
UIN STS JAMBI  
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang 
     Dalam tata bahasa Indonesia “ karakter ” berarti bawaan, hati, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, tabiat, tempramen atau watak.karakter bukanmerupakan bakat ataupun bawaan lahirnya seorang anak, karakter merupakan hasil dari tempaaan atau didikan dari orang tua yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Sehingga penting bagi orang tua untuk menerapkan pola asuh yang baik kepada anak demi kararter baik yang akan dihasilkan suatu hari nanti.
Karakter yang baik akan menghasilkan semua hal yang baik pula, begitu juga sebalikanya, sebai contohnya adalah saat kita mulain melihat berita yang isinya hamper semua permasalahan dari anak sampai orang dewasa yang begitu miris dan membuat kita geleng-geleng kepala, dari anak-anak yang mencontek saat ujian nasional, anak-anak yang membawa kendaraan tapi dibawah umur, aborsi ditoilet, kebut-kebutan bahkan anak berani membunh karna berkelahi dengan teman, lalu besoknya ada anggota dewan tertangkap maemakai sabu, perselingkuhan, korupsi dan lain-lain.
Semua tingkah laku yang tidak pantas ini adalah hasil dari bagaimana karakter dari orang-orang dibangsa kita ini, siapa yang disalahkan ? jelas orang tua, karena kita sebagai orang tua yang bertanggung jawab atas pembentukan karakter dari anak.
B.  Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan  Karakter ?
2.    Apa Tujuan Pembentukan karakter ? 
3.    Siapa Pihak yang Bertanggung Jawab Terhadap Pembentukan Karakter seorang Anak  ?
4.    Apa Pengertian Kemandirian dan Teori Kemandirian ?
5.    Apa saja Karakter Kemandirian pada Anak ( problematika dan solusi ) ?
6.    Bagaimana Kemandirian Anak Dalam Perspektif Islam ( Al-Qur’an dan Hadits ) ?
7.    Bagaimana Cara menanamkan pendidikan karakter ?
C.  Tujuan Penulisan
1.     Mengetahui Definisi Karakter
2.    Mengetahui Tujuan Pembentukan karakter 
3.    Mengetahui Pihak yang Bertanggung Jawab Terhadap Pembentukan Karakter seorang Anak
4.    Mengetahui Pengertian Kemandirian dan Teori Kemandirian
5.    Mengetahui Karakter Kemandirian pada Anak ( problematika dan solusi )
6.    Mengetahui Kemandirian Anak Dalam Perspektif Islam ( Al-Qur’an dan Hadits )
7.    Mengetahui Cara menanamkan pendidikan karakter
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Definisi Karakter
Karakter berasal dari bahasa latin, inggris dan yunani yang berarti mengukir, membuat tajam dan membuat dalam. Menurut Abdul Majid karakter adalah sifat, watak, tabiat, budi pekerti atau ahklak yang dimiliki oleh seseorang yang merupakan cirri khas yang dapat membedakan perilaku, tindakan dan perbuatan antara yang satu dengan yang lain. sedangkan meurut Prof. Dr. Djaali mendefenisikan karakter sebagai kecendrungan tingkah laku yang konsisten secara alamiah dan batiniah.
Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa karakter lebih dekat dengan akhlak,yaitu spontanitas manusia dengan bersikap atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tanpa perlu dipikirkan atau direncanakan sebelumnya. 
Dalam tata bahasa Indonesia “ karakter ” berarti bawaan, hati, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, tabiat, tempramen atau watak.karakter bukanmerupakan bakat ataupun bawaan lahirnya seorang anak, karakter merupakan hasil dari tempaaan atau didikan dari orang tua yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Sehingga penting bagi orang tua untuk menerapkan pola asuh yang baik kepada anak demi kararter baik yang akan dihasilkan suatu hari nanti.
B.  Tujuan Pembentukan karakter  
Karakter yang baik akan menghasilkan semua hal yang baik pula, begitu juga sebalikanya, sebai contohnya adalah saat kita mulain melihat berita yang isinya hamper semua permasalahan dari anak sampai orang dewasa yang begitu miris dan membuat kita geleng-geleng kepala, dari anak-anak yang mencontek saat ujian nasional, anak-anak yang membawa kendaraan tapi dibawah umur, aborsi ditoilet, kebut-kebutan bahkan anak berani membunh karna berkelahi dengan teman, lalu besoknya ada anggota dewan tertangkap maemakai sabu, perselingkuhan, korupsi dan lain-lain.
Semua tingkah laku yang tidak pantas ini adalah hasil dari bagaimana karakter dari orang-orang dibangsa kita ini, siapa yang disalahkan ? jelas orang tua, karena kita sebagai orang tua yang bertanggung jawab atas pembentukan karakter dari anak.
Oleh sebab itu pembetukan karakter diharapkan bisa mendidik anak menjadi sosok yang tangguh, bertanggung jawab, memiliki sifat-sifat yang baik yang bisa membawanya menjadi manusia yang baik seutuhnya, sehinnga dapat diandalkan didalam keluarga ataupun lingkungan masyarakat.  
C.  Pihak yang Bertanggung Jawab Terhadap Pembentukan Karakter seorang Anak
1.  Orang Tua
Sebuah istilah mengatakan “ buah tidak jatuh jauh dari pohonya”. Istilah inilah yang menegaskan bahwa orang tua adalah orang yang bertanggung jawab atas pembentukan karakter anak.
     Ada sebuah rumus dalam membentuk karakter anak,( karakter ayah + karakter ibu = karakter anak ). Terkadang kita orang tua sering lupa akan sesuatu, mengharapakan anak-anak kita memiliki karakter yang hebat, tapi kita sendiri tidak memiliki karakter yang hebat, semantara anak-anak kita meniru habis-habisan apa yang menjadi karakter kita. Jika kita selalu menjakan anak, jangan heran anak selalu manja, jika kita sellau mengeluh, enak kita juga akan mengeluh, jika anak kita pemalas itu jelas karena orang tuanyapun juga pemalas.
     Orang tua,Khususnya ibu merupakan sosok pertama yang ditemui anak. Orang tua adalah orang dan guru pertama yang ditemui anak. Ibu adalah sosok sentral dalam keluarga yang diharapka dapat mendampngi anak-anak belajar melaui hidup, seorang ibuadalah contoh bagi anaknya, mereka mendengar dan melihat apa yang dibicarakan dan dilakukan ibu.
2.  Lingkungan
Selaian orang tua, factor pentinglainya adalah lingkungan, bahkan ketika bayi pun anak sudah punya lingkungan bermanin sendiri. Apalagi anak yang mulai memasuki usia pra sekolah, anak masuk kelingkungan baru, teman baru yang dibesarkan dilingkungan yang lain dan pola asuh yang pasti berbeda. Jadi, jangan heran jika saat anak pulang dari sekolah anak memilki kosa kata atau tingkah yang baru pula.
D.  Pengertian Kemandirian dan Teori Kemandirian
1.  Pengertian
Kehidupan manusia saat ini semakin dihadapkan dengan permasalahan kompleks. Keadaan ini menuntut setiap individu untuk mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi tanpa harus tergantung dengan orang lain dan berani menentukan sikap yang tepat. Salah satu aspek penting yang diperlukan adalah mandiri dalam bersikap dan bertindak.
2.  Teori
Walgito (1993) menyatakan bahwa perkembangan sifat mandiri adalah satu hal penting dalam perkembangan anak remaja yang dipengaruhi oleh pembentukan kepercayaan diri. Kepercayaan diri ini selanjutnya merupakan dasar bagi perkembangan sikap yang lain seperti halnya sikap kreatif dan tanggung jawab. Sejalan dengan pernyataan ini adalah pendapat Misiak dan Sexton (Hadipranata dkk., 2000) bahwa hal-hal yang ikut mendukung seseorang disebut mandiri adalah mereka yang mempunyai kepercayaan diri, yakin akan kemampuannya dan tidak suka meminta bantuan pada pihak lain.
Menurut Basri (1995) kemandirian berasal dari kata "mandiri", yang dalam bahasa Jawa berarti berdiri sendiri. Basri (1995) menyatakan bahwa dalam arti psikologi, kemandirian mempunyai pengertian sebagai keadaan seseorang dalam kehidupannya yang mampu memutuskan atau mengeijakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Kemampuan tersebut hanya akan diperoleh jika seseorang mampu untuk memikirkan secara seksama tentang sesuatu yang dikeijakannya dan diputuskannya, baik dari segi manfaat atau kerugian yang akan dialaminya.
Siswoyo (Zakiyah, 2000) mendefinisikan kemandirian sebagai suatu karakteristik individu yang mengaktualisasikan dirinya, menjadi dirinya seoptimal murtgkin, dan ketergantungan pada tingkat yang relatif kecil. Orang-orang yang demikian relatif bebas dari lingkungan fisik dan sosialnya. Meskipun mereka tergantung pada lingkungan untuk memuaskan kebutuhan dasar, sekali kebutuhan
Widjaja (Hadipranata, 2000) menyatakan bahwa ada hubungan negatif dan bermakna antara kepercayaan diri dengan mencari bantuan kepada pihak lain.
Jadi, seseorang yang berkepribadian diri kuat berarti tinggi tingkat kemandiriannya dan sebaliknya, seseorang yang berkepribadian diri lemah, berarti tingkat kemandiriannya rendah. Penjelasan lebih lanjut mengenai pendapat ini adalah uraian dari beberapa tokoh psikologi pertumbuhan, seperti Maslow, Rogers, Allport (1995) dan beberapa tokoh dalam psikologi kepribadian, seperti Murray dan Adler (1993). 
Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang yang berkepribadian diri kuat mempunyai beberapa ciri, yaitu : 
1.     Mempunyai keinginan untuk berprestasi, 
2.    Mempunyai keinginan untuk bebas dan mandiri, 
3.    Mempunyai keinginan untuk berafiliasi, 
4.    Mampu berempati dengan baik, dan 
5.    Mempunyai rasa tanggung jawab.

E.  Karakter Kemandirian pada Anak ( problematika dan solusi )
Indicator dari anak yang mandiri adalah anak mampu melakukan kegiatan-kegitan sehari-hari tanpa bantuan orang lain. mandiri merupakan sosok tanggung yang harus dimiliki oleh generasi penurus kita, dari hal-hal yang mendasar sampai mandiri dalam arti yang luas. Tidak bergantung atau neninta bantuan oleng lain.
Anak-anak zaman sekarang cenderung tidak bisa mandiri dan selalu mengandalkan bantuan dari orang lain.
1.  Problematika
a.    Anak yang manja
Anak yang manja bisanya selalu menyuruh orang tuanya atau mungkin karena baby sister yang mengasuhnya ia menjadi tidak mau melakukan apapun bahakan pekerjaan sekecil apapun dia tidak mau melakukanya sendiri, dan yang lebih parah adalah ketika dia marah dengan layanan yang menurutnya tidak memuaskan.
Contoh : Ani dirawat oleh baby sisiternya semua tinggal disediakan saja, suatu hari ani meminta susu kepada orang tuanya, dan orang tuanya terlambat membuatkan susu,lalu ani marah kepada orang tuanya. Hal ini karena kebiasaan manja ani kepada baby sisiternya.
b.    Anak yang tidak diperbolehkan membantu
Karakter anak usia dini adalah bermain, dia akan mengekplor semua yang dia lihat. Bahan memcuci piring, cuci baju, lap mobil dan lain sebaginya. Orang tua cendrung banyak melarang anak jka anak ingin membantunya, padahal dengan kegiatan-kegiatan rumah yang dia lakukan berarti anak sedang mengekplor seluruh aspekperkembangan dan menanamkan karakter didalam diri anak. Karena larangan yang terus menerus dilakukan orang tua, anak pun tidak memilki sikap mandiri, dia akanmenyerahkan seluruh pekerjaan kepada orang tuanya.
c.    Selalu memberikan bantuan kepada anak.
Melepaskan sepatu anak, membawakan tas anak, membereskan mainan anak, menyuapi anak, mengerjakan pr anak danmasih banyak lagi, anak kita bisa melakukan hal diatas sendiri tanpa bantuan orang lain. membiasakan anak untuk melakuakn semua sendiri mulai dari dirinya dan apa yang ia miliki adalah cara untuk menanamkan karakter kemandirian untuk anak.
d.    Terlalu memberi kebebasan
Bebas main, bebas bergaul, bebas berkomunikasi, bebas nonton tv, bebas mengeksplor teknologi dan bebas-bebas yang lain. kemandirian juga bagian dari bagaimana anak bisa mengatur sendiri mana yang baik, dan kapan ia harus berhenti. Anak juga harus mandiri dengan berapa lama waktu nonton tv, tontonan seperti apa, anak juga harus bisa mandiri memilih teman, mandiri bergaul dengan orang-orang yang baik, semua adalah tentang kemandirian.
e.    Memberikan kesempatan anak untuk memilih.
Anak punya potensi, tapi orang tua yang punya ego tinggi menghancurkan potensi anak. Anak sekarang lebih mementingkan koneksi. Mulai dari msuk kesekolah favorit, tempat kerja bahakn terkadang jodoh pun harus ikut orang tua. Ajarkan anak untuk menentukan takgetnya sendiri dan bagimana anak berusaha dengan target yang ingin dia capai.
f.    Membedakan anak laik-laki dan perempuan
orang tua cendrung menjakan salah satu anaknya dan membiarkan anak yang satunya. Jangan pilih kasih, dan jangan memanjakan keduanya, perempuan dan laki-laki memilki hak sama yaitu mendapatkan pendidikankarakter yang baik dari orang tuanya.
2.  Solusi   
a.    Jangan menmanjakan anak
Anak usia dini memang cukup sulit untuk mandiri dengan dirinya  dan apa yang dia milikin, namun membiasakan dengan menanamkan sikap mendiri harus dilakukan kepada anak sedini mungkin. Contoh ketika anak bangun tidur ibu harus mengajak anak merapikan tempat tidurnya, saat membenarkan sprei minta anak untuk menarik ujung sprei dan menyelipkanya kebawah ujung kasur, meminta anak menyusun bonekanya agar boneka bisa beristirahat ketika anak bermain dilur, begitu juga dengan berbagai kegiatan lain.
b.    Biarkan anak jika anak ingin membantu pekerjaan ayah atau ibu
Hal yang sering terjadi adalah saat anak ingin ikut mencuci piring,menyapu dan lainya, orang tua dengan tegas mengatakan, “ udah gak usah mama aja ”, pekerjaan yang anak lakukan mungkin tidak akan memuaskan seperti yang orang tua hasilkan, namun tanpa kita sadari adalah saat itu anak sedang belajar dan menyiapkan anak yang mandiri kedepanya, anak yang sadar akan bagaimana membantu dan melakukan pekerjaan rumah suatu hari nanti.
c.    Jangan selalu membatu anak
Pengawasan adalah hal penting yang cukup dilakukan orang tua, bayi yang baru bisa merangkak pun sudah harus ditanamankan kemandirianya, jangan membantu anak, namun memberikan motivasi dan pengawasan adalah hal yang perlu di lakukan.
d.    Jangan terlalu membebaskan anak
Kemandirian bukan hanya soal semua bisa melakukan sendiri, namun juga soal anak mandiridalam bertindak dan menentukan sesuatu, kapan anak tidur, kapan anak bangun, makan, berapa lama nonton tv dan masih banyak lagi. Dari dini anak harus diberi batasan-batasan yang jelas sehingga anak terbiasa melakukanya sendiri ketika anak mulai beranjak dewasa.
e.    Memberikan kesempatan anak untuk memilih
Manusia hidup pasti dihadapkan dengan berbagai pilihan, dari makanan yang disukai, warna, tipe wanita bahkan sampai pada potensi dan bakan yng ingin dikembangkan. Banyak orang yang menjadi dokter tapi bukan dokter sesungguhnya, banyak yang menjadi pemimpin tapi bukan pemimpin yang sesungguhnya. Orang tua cendrung menentukan apa yang bahakn menjadi masa depan anak, sehingga anak menjadi bergantung pada orang tuanya, ingin masuk sekolah favorit, pekerjaan pun melalui koneksi orang tua. Mulailah dengan menghargai target dari apa yang anak capai, biarkan anak mencapai target dengan usaha-usaha yang harus mereka lakukan dan lalui.
F.  Kemandirian Anak Dalam Perspektif Islam ( Al-Qur’an dan Hadits )
Pendidikan dalam Islam mengajarkan untuk mendidik anak secara mandiri dengan mengatur anak secara jarak jauh. Ketika mewasiatkan pada orang tua untuk memelihara dan membimbing pendidikan anak-anaknya, Islam tidak bermaksud memporak-porandakan jiwa anak dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga hidup dan urusannya hanya dipikirkan, diatur dan dikelola oleh kedua orang tuanya.
Memang kedua orang tualah yang bekerja banting tulang demi hidup dan masa depan anak-anaknya yang pada akhirnya anak menjadi beban tanggungan orang tua, akan tetapi tujuan utama islam adalah mengontrol perilaku anak supaya tidak terbawa oleh arus menyimpang dan keragu-raguan serta upaya membentuk kepribadian yang tidak terombang ambing dalam kehidupan ini.Rasulullah sangat memperhatikan pertumbuhan potensi anak, baik dibidang sosial maupun ekonomi. Beliau membangun sifat percaya diri dan mandiri pada anak, agar ia bisa bergaul dengan berbagai unsur masyarakat yang selaras dengan kepribadiannya. Dengan demikian, ia mengambil manfaat dari pengalamannya, menambah kepercayaan pada dirinya, sehingga hidupnya menjadi bersemangat dan keberaniannya bertambah. Dia tidak manja, dan kedewasaan menjadi ciri khasnya. Karena pada akhirnya nanti masing-masing individulah yang di mintai pertanggung jawaban atas apa yang di perbuatnya di dunia. Firman Allah yang termaktub dalam Al-Quran surat Al- Mudasir ayat 38 menyebutkan:
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
 “tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya”.Selanjutnya dalam surat Al-Mukminun ayat 62 disebutkan:
وَلَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا وَلَدَيْنَا كِتَابٌ يَنطِقُ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ                
“ kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi kami ada kitab yang berbicara benar, dan mereka telah dianiaya”.
Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa individu tidak akan mendapatkan suatu beban diatas kemampuannya sendiri tetapi Allah Maha Tahu dengan tidak memberi beban individu melebihi batas kemampuan individu itu sendiri. Karena itu individu dituntut untuk mandiri dalam menyelesaikan persoalan dan pekerjaannya tanpa banyak tergantung pada orang lain. Abdullah menuturkan beberapa contoh tentang inti pandangan Islam terhadap pendidikan anak dengan didukung oleh berbagai bukti dan argumentasi. Beliau mengatakan bahwa kemandirian dan kebebasan merupakan dua unsur yang menciptakan generasi muda yang mandiri. Keduanya merupakan asas bangunan Islam. Rasulullah membiasakan anak untuk bersemangat dan mengemban tanggung jawab. Tidak mengapa anak disuruh mempersiapkan meja makan sendirian. Ia akan menjadi pembantu dan penolong bagi yang lainnya. Daripada anak menjadi pemalas dan beban bagi orang lain. Rasulullah bersabda: “bermain-mainlah dengan anakmu selama seminggu, didiklah ia selama seminggu, temanilah ia selama seminggu pula, setelah itu suruhlah ia mandiri”. (HR. Bukhari)
Dari hadits tersebut menunjukkan bahwa orang tua mempunyai andil yang besar dalam mendidik kemandirian anak. Ada upaya-upayayang harus dilakukan orang tua ketika menginginkan anak tumbuh mandiri. Dan upaya tersebut harus dilakukan setahap demi setahap agar apa yang diharapkan dapat terwujud.

G.  Cara menanamkan pendidikan karakter
1.     Saat kegiatan sehari-hari
Ibu dan anak biasanya banyak menhabiskan waktunya dirumah, anak sibuk bermain dan ibu sibuk dengan seluruh pekerjaan rumah, coba  ajak anak bermain dengan ikut mengerjakan pekerjaan rumah, malai dari hal-hal ringan, terlebih anak usia dini biasanya tertarik dengan apa yang dikerjakan orang tua,dari mencuci priring, mengepel lantai, sampai mencuci dan membantu mncuci mobil atau motor, beri anak tugas-tugas sederhana dengan menaruh sesuatu ketempatnya dan merapikan barang yang dia bisa lakukan. Dengan begitu anak akan terbiasa denganm semua pekerjaan ruamh dan tidan menjadi anak yang manja
2.    Mendongeng
Sisipkan aktu ibu untuk bercerita kepada anak minimal satu kali sehari, cerita yang mengerah langsung dengan apa yang kita ingin sampaikan langsung kepada anak, contohnya “ bisa mandi sendiri, makan dan pergi sekolah sendiri” . ceritakan dongeng yang langsung tepat pada sasaran yang ingin kita sampaikan, dengan memceritakan berbagai cerita positif maka anak akan mengikuti dongeng tersebut

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Karakter bukan sebuah bakat atau kemampuan yang dibawa dari lahir, namun karakter adalah uatu asil atau buah dari sebuah kebiasaan yang anak lakukan, banyak karakter yang harus ada dalam diri anak salah satunya adalah kemandirian. Kemandirian bukan hanya anak mampu mandi atau makan sendiri, kemandirina punya devinisi yang sangat luas bahkan sampai memnentukan bagaimana kehidupan anak saat mencarikerja dikemudian hari atau bagaimana dia menyelesaikan sebuah permasalahan-permasalahan kehidupan yang mereka jalani.
Lalu kapan kemandirian dalam diri anak harus dibentuk ? jawabanya adalah sedinini mungkin, anak baru bisa mulai memegang atau meraih benda disekitarnya saja sudah harus ditanamkan sikap kemandirianya. Orang tua tidak perlu takut anaknya tidak bisa atau tidak mampu, namun orang tua yang baik adalah orang yang mendukung danmemberiakan pengawasan kepada anak dalam membentuk kemandirian anak.
DAFTAR PUSTAKA
Hairuddin K, Enni, Membentuk Karakter Anak dari Rumah. PT Elex Media Komputindo, Jakarta: 2014
Falah, Saiful. Mendidik anak melalui pendidikan keluarga. Republik Penerbit,Jakarta : 2014