Minggu, 05 November 2017

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
KARAKTER KEMANDIRIAN AUD
ISMI WINDAYANI ( TRA. 151759 )
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
UIN STS JAMBI  
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang 
     Dalam tata bahasa Indonesia “ karakter ” berarti bawaan, hati, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, tabiat, tempramen atau watak.karakter bukanmerupakan bakat ataupun bawaan lahirnya seorang anak, karakter merupakan hasil dari tempaaan atau didikan dari orang tua yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Sehingga penting bagi orang tua untuk menerapkan pola asuh yang baik kepada anak demi kararter baik yang akan dihasilkan suatu hari nanti.
Karakter yang baik akan menghasilkan semua hal yang baik pula, begitu juga sebalikanya, sebai contohnya adalah saat kita mulain melihat berita yang isinya hamper semua permasalahan dari anak sampai orang dewasa yang begitu miris dan membuat kita geleng-geleng kepala, dari anak-anak yang mencontek saat ujian nasional, anak-anak yang membawa kendaraan tapi dibawah umur, aborsi ditoilet, kebut-kebutan bahkan anak berani membunh karna berkelahi dengan teman, lalu besoknya ada anggota dewan tertangkap maemakai sabu, perselingkuhan, korupsi dan lain-lain.
Semua tingkah laku yang tidak pantas ini adalah hasil dari bagaimana karakter dari orang-orang dibangsa kita ini, siapa yang disalahkan ? jelas orang tua, karena kita sebagai orang tua yang bertanggung jawab atas pembentukan karakter dari anak.
B.  Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan  Karakter ?
2.    Apa Tujuan Pembentukan karakter ? 
3.    Siapa Pihak yang Bertanggung Jawab Terhadap Pembentukan Karakter seorang Anak  ?
4.    Apa Pengertian Kemandirian dan Teori Kemandirian ?
5.    Apa saja Karakter Kemandirian pada Anak ( problematika dan solusi ) ?
6.    Bagaimana Kemandirian Anak Dalam Perspektif Islam ( Al-Qur’an dan Hadits ) ?
7.    Bagaimana Cara menanamkan pendidikan karakter ?
C.  Tujuan Penulisan
1.     Mengetahui Definisi Karakter
2.    Mengetahui Tujuan Pembentukan karakter 
3.    Mengetahui Pihak yang Bertanggung Jawab Terhadap Pembentukan Karakter seorang Anak
4.    Mengetahui Pengertian Kemandirian dan Teori Kemandirian
5.    Mengetahui Karakter Kemandirian pada Anak ( problematika dan solusi )
6.    Mengetahui Kemandirian Anak Dalam Perspektif Islam ( Al-Qur’an dan Hadits )
7.    Mengetahui Cara menanamkan pendidikan karakter
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Definisi Karakter
Karakter berasal dari bahasa latin, inggris dan yunani yang berarti mengukir, membuat tajam dan membuat dalam. Menurut Abdul Majid karakter adalah sifat, watak, tabiat, budi pekerti atau ahklak yang dimiliki oleh seseorang yang merupakan cirri khas yang dapat membedakan perilaku, tindakan dan perbuatan antara yang satu dengan yang lain. sedangkan meurut Prof. Dr. Djaali mendefenisikan karakter sebagai kecendrungan tingkah laku yang konsisten secara alamiah dan batiniah.
Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa karakter lebih dekat dengan akhlak,yaitu spontanitas manusia dengan bersikap atau perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tanpa perlu dipikirkan atau direncanakan sebelumnya. 
Dalam tata bahasa Indonesia “ karakter ” berarti bawaan, hati, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, tabiat, tempramen atau watak.karakter bukanmerupakan bakat ataupun bawaan lahirnya seorang anak, karakter merupakan hasil dari tempaaan atau didikan dari orang tua yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Sehingga penting bagi orang tua untuk menerapkan pola asuh yang baik kepada anak demi kararter baik yang akan dihasilkan suatu hari nanti.
B.  Tujuan Pembentukan karakter  
Karakter yang baik akan menghasilkan semua hal yang baik pula, begitu juga sebalikanya, sebai contohnya adalah saat kita mulain melihat berita yang isinya hamper semua permasalahan dari anak sampai orang dewasa yang begitu miris dan membuat kita geleng-geleng kepala, dari anak-anak yang mencontek saat ujian nasional, anak-anak yang membawa kendaraan tapi dibawah umur, aborsi ditoilet, kebut-kebutan bahkan anak berani membunh karna berkelahi dengan teman, lalu besoknya ada anggota dewan tertangkap maemakai sabu, perselingkuhan, korupsi dan lain-lain.
Semua tingkah laku yang tidak pantas ini adalah hasil dari bagaimana karakter dari orang-orang dibangsa kita ini, siapa yang disalahkan ? jelas orang tua, karena kita sebagai orang tua yang bertanggung jawab atas pembentukan karakter dari anak.
Oleh sebab itu pembetukan karakter diharapkan bisa mendidik anak menjadi sosok yang tangguh, bertanggung jawab, memiliki sifat-sifat yang baik yang bisa membawanya menjadi manusia yang baik seutuhnya, sehinnga dapat diandalkan didalam keluarga ataupun lingkungan masyarakat.  
C.  Pihak yang Bertanggung Jawab Terhadap Pembentukan Karakter seorang Anak
1.  Orang Tua
Sebuah istilah mengatakan “ buah tidak jatuh jauh dari pohonya”. Istilah inilah yang menegaskan bahwa orang tua adalah orang yang bertanggung jawab atas pembentukan karakter anak.
     Ada sebuah rumus dalam membentuk karakter anak,( karakter ayah + karakter ibu = karakter anak ). Terkadang kita orang tua sering lupa akan sesuatu, mengharapakan anak-anak kita memiliki karakter yang hebat, tapi kita sendiri tidak memiliki karakter yang hebat, semantara anak-anak kita meniru habis-habisan apa yang menjadi karakter kita. Jika kita selalu menjakan anak, jangan heran anak selalu manja, jika kita sellau mengeluh, enak kita juga akan mengeluh, jika anak kita pemalas itu jelas karena orang tuanyapun juga pemalas.
     Orang tua,Khususnya ibu merupakan sosok pertama yang ditemui anak. Orang tua adalah orang dan guru pertama yang ditemui anak. Ibu adalah sosok sentral dalam keluarga yang diharapka dapat mendampngi anak-anak belajar melaui hidup, seorang ibuadalah contoh bagi anaknya, mereka mendengar dan melihat apa yang dibicarakan dan dilakukan ibu.
2.  Lingkungan
Selaian orang tua, factor pentinglainya adalah lingkungan, bahkan ketika bayi pun anak sudah punya lingkungan bermanin sendiri. Apalagi anak yang mulai memasuki usia pra sekolah, anak masuk kelingkungan baru, teman baru yang dibesarkan dilingkungan yang lain dan pola asuh yang pasti berbeda. Jadi, jangan heran jika saat anak pulang dari sekolah anak memilki kosa kata atau tingkah yang baru pula.
D.  Pengertian Kemandirian dan Teori Kemandirian
1.  Pengertian
Kehidupan manusia saat ini semakin dihadapkan dengan permasalahan kompleks. Keadaan ini menuntut setiap individu untuk mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi tanpa harus tergantung dengan orang lain dan berani menentukan sikap yang tepat. Salah satu aspek penting yang diperlukan adalah mandiri dalam bersikap dan bertindak.
2.  Teori
Walgito (1993) menyatakan bahwa perkembangan sifat mandiri adalah satu hal penting dalam perkembangan anak remaja yang dipengaruhi oleh pembentukan kepercayaan diri. Kepercayaan diri ini selanjutnya merupakan dasar bagi perkembangan sikap yang lain seperti halnya sikap kreatif dan tanggung jawab. Sejalan dengan pernyataan ini adalah pendapat Misiak dan Sexton (Hadipranata dkk., 2000) bahwa hal-hal yang ikut mendukung seseorang disebut mandiri adalah mereka yang mempunyai kepercayaan diri, yakin akan kemampuannya dan tidak suka meminta bantuan pada pihak lain.
Menurut Basri (1995) kemandirian berasal dari kata "mandiri", yang dalam bahasa Jawa berarti berdiri sendiri. Basri (1995) menyatakan bahwa dalam arti psikologi, kemandirian mempunyai pengertian sebagai keadaan seseorang dalam kehidupannya yang mampu memutuskan atau mengeijakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Kemampuan tersebut hanya akan diperoleh jika seseorang mampu untuk memikirkan secara seksama tentang sesuatu yang dikeijakannya dan diputuskannya, baik dari segi manfaat atau kerugian yang akan dialaminya.
Siswoyo (Zakiyah, 2000) mendefinisikan kemandirian sebagai suatu karakteristik individu yang mengaktualisasikan dirinya, menjadi dirinya seoptimal murtgkin, dan ketergantungan pada tingkat yang relatif kecil. Orang-orang yang demikian relatif bebas dari lingkungan fisik dan sosialnya. Meskipun mereka tergantung pada lingkungan untuk memuaskan kebutuhan dasar, sekali kebutuhan
Widjaja (Hadipranata, 2000) menyatakan bahwa ada hubungan negatif dan bermakna antara kepercayaan diri dengan mencari bantuan kepada pihak lain.
Jadi, seseorang yang berkepribadian diri kuat berarti tinggi tingkat kemandiriannya dan sebaliknya, seseorang yang berkepribadian diri lemah, berarti tingkat kemandiriannya rendah. Penjelasan lebih lanjut mengenai pendapat ini adalah uraian dari beberapa tokoh psikologi pertumbuhan, seperti Maslow, Rogers, Allport (1995) dan beberapa tokoh dalam psikologi kepribadian, seperti Murray dan Adler (1993). 
Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seseorang yang berkepribadian diri kuat mempunyai beberapa ciri, yaitu : 
1.     Mempunyai keinginan untuk berprestasi, 
2.    Mempunyai keinginan untuk bebas dan mandiri, 
3.    Mempunyai keinginan untuk berafiliasi, 
4.    Mampu berempati dengan baik, dan 
5.    Mempunyai rasa tanggung jawab.

E.  Karakter Kemandirian pada Anak ( problematika dan solusi )
Indicator dari anak yang mandiri adalah anak mampu melakukan kegiatan-kegitan sehari-hari tanpa bantuan orang lain. mandiri merupakan sosok tanggung yang harus dimiliki oleh generasi penurus kita, dari hal-hal yang mendasar sampai mandiri dalam arti yang luas. Tidak bergantung atau neninta bantuan oleng lain.
Anak-anak zaman sekarang cenderung tidak bisa mandiri dan selalu mengandalkan bantuan dari orang lain.
1.  Problematika
a.    Anak yang manja
Anak yang manja bisanya selalu menyuruh orang tuanya atau mungkin karena baby sister yang mengasuhnya ia menjadi tidak mau melakukan apapun bahakan pekerjaan sekecil apapun dia tidak mau melakukanya sendiri, dan yang lebih parah adalah ketika dia marah dengan layanan yang menurutnya tidak memuaskan.
Contoh : Ani dirawat oleh baby sisiternya semua tinggal disediakan saja, suatu hari ani meminta susu kepada orang tuanya, dan orang tuanya terlambat membuatkan susu,lalu ani marah kepada orang tuanya. Hal ini karena kebiasaan manja ani kepada baby sisiternya.
b.    Anak yang tidak diperbolehkan membantu
Karakter anak usia dini adalah bermain, dia akan mengekplor semua yang dia lihat. Bahan memcuci piring, cuci baju, lap mobil dan lain sebaginya. Orang tua cendrung banyak melarang anak jka anak ingin membantunya, padahal dengan kegiatan-kegiatan rumah yang dia lakukan berarti anak sedang mengekplor seluruh aspekperkembangan dan menanamkan karakter didalam diri anak. Karena larangan yang terus menerus dilakukan orang tua, anak pun tidak memilki sikap mandiri, dia akanmenyerahkan seluruh pekerjaan kepada orang tuanya.
c.    Selalu memberikan bantuan kepada anak.
Melepaskan sepatu anak, membawakan tas anak, membereskan mainan anak, menyuapi anak, mengerjakan pr anak danmasih banyak lagi, anak kita bisa melakukan hal diatas sendiri tanpa bantuan orang lain. membiasakan anak untuk melakuakn semua sendiri mulai dari dirinya dan apa yang ia miliki adalah cara untuk menanamkan karakter kemandirian untuk anak.
d.    Terlalu memberi kebebasan
Bebas main, bebas bergaul, bebas berkomunikasi, bebas nonton tv, bebas mengeksplor teknologi dan bebas-bebas yang lain. kemandirian juga bagian dari bagaimana anak bisa mengatur sendiri mana yang baik, dan kapan ia harus berhenti. Anak juga harus mandiri dengan berapa lama waktu nonton tv, tontonan seperti apa, anak juga harus bisa mandiri memilih teman, mandiri bergaul dengan orang-orang yang baik, semua adalah tentang kemandirian.
e.    Memberikan kesempatan anak untuk memilih.
Anak punya potensi, tapi orang tua yang punya ego tinggi menghancurkan potensi anak. Anak sekarang lebih mementingkan koneksi. Mulai dari msuk kesekolah favorit, tempat kerja bahakn terkadang jodoh pun harus ikut orang tua. Ajarkan anak untuk menentukan takgetnya sendiri dan bagimana anak berusaha dengan target yang ingin dia capai.
f.    Membedakan anak laik-laki dan perempuan
orang tua cendrung menjakan salah satu anaknya dan membiarkan anak yang satunya. Jangan pilih kasih, dan jangan memanjakan keduanya, perempuan dan laki-laki memilki hak sama yaitu mendapatkan pendidikankarakter yang baik dari orang tuanya.
2.  Solusi   
a.    Jangan menmanjakan anak
Anak usia dini memang cukup sulit untuk mandiri dengan dirinya  dan apa yang dia milikin, namun membiasakan dengan menanamkan sikap mendiri harus dilakukan kepada anak sedini mungkin. Contoh ketika anak bangun tidur ibu harus mengajak anak merapikan tempat tidurnya, saat membenarkan sprei minta anak untuk menarik ujung sprei dan menyelipkanya kebawah ujung kasur, meminta anak menyusun bonekanya agar boneka bisa beristirahat ketika anak bermain dilur, begitu juga dengan berbagai kegiatan lain.
b.    Biarkan anak jika anak ingin membantu pekerjaan ayah atau ibu
Hal yang sering terjadi adalah saat anak ingin ikut mencuci piring,menyapu dan lainya, orang tua dengan tegas mengatakan, “ udah gak usah mama aja ”, pekerjaan yang anak lakukan mungkin tidak akan memuaskan seperti yang orang tua hasilkan, namun tanpa kita sadari adalah saat itu anak sedang belajar dan menyiapkan anak yang mandiri kedepanya, anak yang sadar akan bagaimana membantu dan melakukan pekerjaan rumah suatu hari nanti.
c.    Jangan selalu membatu anak
Pengawasan adalah hal penting yang cukup dilakukan orang tua, bayi yang baru bisa merangkak pun sudah harus ditanamankan kemandirianya, jangan membantu anak, namun memberikan motivasi dan pengawasan adalah hal yang perlu di lakukan.
d.    Jangan terlalu membebaskan anak
Kemandirian bukan hanya soal semua bisa melakukan sendiri, namun juga soal anak mandiridalam bertindak dan menentukan sesuatu, kapan anak tidur, kapan anak bangun, makan, berapa lama nonton tv dan masih banyak lagi. Dari dini anak harus diberi batasan-batasan yang jelas sehingga anak terbiasa melakukanya sendiri ketika anak mulai beranjak dewasa.
e.    Memberikan kesempatan anak untuk memilih
Manusia hidup pasti dihadapkan dengan berbagai pilihan, dari makanan yang disukai, warna, tipe wanita bahkan sampai pada potensi dan bakan yng ingin dikembangkan. Banyak orang yang menjadi dokter tapi bukan dokter sesungguhnya, banyak yang menjadi pemimpin tapi bukan pemimpin yang sesungguhnya. Orang tua cendrung menentukan apa yang bahakn menjadi masa depan anak, sehingga anak menjadi bergantung pada orang tuanya, ingin masuk sekolah favorit, pekerjaan pun melalui koneksi orang tua. Mulailah dengan menghargai target dari apa yang anak capai, biarkan anak mencapai target dengan usaha-usaha yang harus mereka lakukan dan lalui.
F.  Kemandirian Anak Dalam Perspektif Islam ( Al-Qur’an dan Hadits )
Pendidikan dalam Islam mengajarkan untuk mendidik anak secara mandiri dengan mengatur anak secara jarak jauh. Ketika mewasiatkan pada orang tua untuk memelihara dan membimbing pendidikan anak-anaknya, Islam tidak bermaksud memporak-porandakan jiwa anak dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga hidup dan urusannya hanya dipikirkan, diatur dan dikelola oleh kedua orang tuanya.
Memang kedua orang tualah yang bekerja banting tulang demi hidup dan masa depan anak-anaknya yang pada akhirnya anak menjadi beban tanggungan orang tua, akan tetapi tujuan utama islam adalah mengontrol perilaku anak supaya tidak terbawa oleh arus menyimpang dan keragu-raguan serta upaya membentuk kepribadian yang tidak terombang ambing dalam kehidupan ini.Rasulullah sangat memperhatikan pertumbuhan potensi anak, baik dibidang sosial maupun ekonomi. Beliau membangun sifat percaya diri dan mandiri pada anak, agar ia bisa bergaul dengan berbagai unsur masyarakat yang selaras dengan kepribadiannya. Dengan demikian, ia mengambil manfaat dari pengalamannya, menambah kepercayaan pada dirinya, sehingga hidupnya menjadi bersemangat dan keberaniannya bertambah. Dia tidak manja, dan kedewasaan menjadi ciri khasnya. Karena pada akhirnya nanti masing-masing individulah yang di mintai pertanggung jawaban atas apa yang di perbuatnya di dunia. Firman Allah yang termaktub dalam Al-Quran surat Al- Mudasir ayat 38 menyebutkan:
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ
 “tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya”.Selanjutnya dalam surat Al-Mukminun ayat 62 disebutkan:
وَلَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا وَلَدَيْنَا كِتَابٌ يَنطِقُ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ                
“ kami tiada membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi kami ada kitab yang berbicara benar, dan mereka telah dianiaya”.
Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa individu tidak akan mendapatkan suatu beban diatas kemampuannya sendiri tetapi Allah Maha Tahu dengan tidak memberi beban individu melebihi batas kemampuan individu itu sendiri. Karena itu individu dituntut untuk mandiri dalam menyelesaikan persoalan dan pekerjaannya tanpa banyak tergantung pada orang lain. Abdullah menuturkan beberapa contoh tentang inti pandangan Islam terhadap pendidikan anak dengan didukung oleh berbagai bukti dan argumentasi. Beliau mengatakan bahwa kemandirian dan kebebasan merupakan dua unsur yang menciptakan generasi muda yang mandiri. Keduanya merupakan asas bangunan Islam. Rasulullah membiasakan anak untuk bersemangat dan mengemban tanggung jawab. Tidak mengapa anak disuruh mempersiapkan meja makan sendirian. Ia akan menjadi pembantu dan penolong bagi yang lainnya. Daripada anak menjadi pemalas dan beban bagi orang lain. Rasulullah bersabda: “bermain-mainlah dengan anakmu selama seminggu, didiklah ia selama seminggu, temanilah ia selama seminggu pula, setelah itu suruhlah ia mandiri”. (HR. Bukhari)
Dari hadits tersebut menunjukkan bahwa orang tua mempunyai andil yang besar dalam mendidik kemandirian anak. Ada upaya-upayayang harus dilakukan orang tua ketika menginginkan anak tumbuh mandiri. Dan upaya tersebut harus dilakukan setahap demi setahap agar apa yang diharapkan dapat terwujud.

G.  Cara menanamkan pendidikan karakter
1.     Saat kegiatan sehari-hari
Ibu dan anak biasanya banyak menhabiskan waktunya dirumah, anak sibuk bermain dan ibu sibuk dengan seluruh pekerjaan rumah, coba  ajak anak bermain dengan ikut mengerjakan pekerjaan rumah, malai dari hal-hal ringan, terlebih anak usia dini biasanya tertarik dengan apa yang dikerjakan orang tua,dari mencuci priring, mengepel lantai, sampai mencuci dan membantu mncuci mobil atau motor, beri anak tugas-tugas sederhana dengan menaruh sesuatu ketempatnya dan merapikan barang yang dia bisa lakukan. Dengan begitu anak akan terbiasa denganm semua pekerjaan ruamh dan tidan menjadi anak yang manja
2.    Mendongeng
Sisipkan aktu ibu untuk bercerita kepada anak minimal satu kali sehari, cerita yang mengerah langsung dengan apa yang kita ingin sampaikan langsung kepada anak, contohnya “ bisa mandi sendiri, makan dan pergi sekolah sendiri” . ceritakan dongeng yang langsung tepat pada sasaran yang ingin kita sampaikan, dengan memceritakan berbagai cerita positif maka anak akan mengikuti dongeng tersebut

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Karakter bukan sebuah bakat atau kemampuan yang dibawa dari lahir, namun karakter adalah uatu asil atau buah dari sebuah kebiasaan yang anak lakukan, banyak karakter yang harus ada dalam diri anak salah satunya adalah kemandirian. Kemandirian bukan hanya anak mampu mandi atau makan sendiri, kemandirina punya devinisi yang sangat luas bahkan sampai memnentukan bagaimana kehidupan anak saat mencarikerja dikemudian hari atau bagaimana dia menyelesaikan sebuah permasalahan-permasalahan kehidupan yang mereka jalani.
Lalu kapan kemandirian dalam diri anak harus dibentuk ? jawabanya adalah sedinini mungkin, anak baru bisa mulai memegang atau meraih benda disekitarnya saja sudah harus ditanamkan sikap kemandirianya. Orang tua tidak perlu takut anaknya tidak bisa atau tidak mampu, namun orang tua yang baik adalah orang yang mendukung danmemberiakan pengawasan kepada anak dalam membentuk kemandirian anak.
DAFTAR PUSTAKA
Hairuddin K, Enni, Membentuk Karakter Anak dari Rumah. PT Elex Media Komputindo, Jakarta: 2014
Falah, Saiful. Mendidik anak melalui pendidikan keluarga. Republik Penerbit,Jakarta : 2014


METODE SAINS AUD

MAKALAH
SAINS DAN MATEMATIKA AUD
Dosen Pengampu :
Henky Setiadi .M.Pd.
Hasil gambar untuk lambang uin jambi
                                Disusun Oleh : Kelompok 3
1.  ISMI WINDAYANI ( TRA.151759 )
2.  Ananda Febiza ika putrid ( TRA.151745 )
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2017

Kata Pengantar
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu
Alhamdulillahirombil’alamin, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatnya lah makalah ini dapat terselasaikan demi memenuhi tugas mata kuliah “ SAINS DAN MTK AUD” dengan judul “  Metode Pembelajaran sains ”.
Sholawat dan salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, manusia paling mulia, teladan seua umat muslim dan seorang pelopor yang telah membwa umat muslim dari zaman jahiliyah menuju alam yang terang benerang ini.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan serta dapat berguna bagi yang membaca. Apabila terdapat kesalah dalam penulisan makalah ini, kami berharap kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pembuatan makalah yang akan datang.
Kami ucapkan terimakasih..
        Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

                                                                                Penulis

                                                                           04 Oktober 2017








DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Daftar Isi .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ....................................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C.   Tujuan Penulisan .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Apa yang dimaksud mengan metode pembelajaran
B.     Metode-metode pembelajan apa saja dalam pembelajaran Sains AUD
C.     Analis dan Ayatisi apa yang berhungan dengan metode pembelajaran  


BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan ............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 16




BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Mursid (2015), Menurut Undang-Undang Sisdiknas Nomor. 20 tahun 2003, pendidikan adlah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potrndi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.[1]
Pendidikan adalah halyang harus didapat bahkan mulai dari anak masih berusia dini, sedetik setelah lahir bahkan didalam kandungan anaksudah harus mendapat pendidikan yang baik dari keluarga dan orang-orang terdekat. Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang pada masa itu adalah masa keemasan mereka, masa dimana mereka menjadi raja dan ratu, masa dimana jika membuat rumah maka pada 7 tahun pertama anak adalah saat mereka membuat pondasi yang kuat untuk melajutkan membuat rumah yang baik dan berkualitas selanjutnya. Karena masa 7 tahun pertama perkembangan otak anak akan terbentuk 80%.
Sains adalah salah satu hal yang harus diperkenalkan kepada anak untuk mencapai perkembangan otak anak menjadi 80% tersebut. Dalam bukunya Mursid ( 2015) salah satu tujuan belajar sains adalah “ Guna meninjau karakteristik sains yang merupakan proses, difokuskan pada bemain sambil belajardi  Tama Kanak-Kanak untuk menumbuhkan kemampuan berfikir,diharapkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan, sehingga kemampuan kognisinya berkembang khususnya kemampuan berfikir kreataif dan kritis sehinga dapat memeroleh belajarnya, dapat menemukan alternative pemecahan masalah, membantu pengembangan kemampuan logika dan mengelompokan serta mempersiapkan kemampuan berfikir logis pembelajaran sains belajar sambil bermain”.[2]

B.  Rumusan Masalah
D.    Apa yang dimaksud mengan metode pembelajaran ?
E.     Metode-metode pembelajan apa saja dalam pembelajaran Sains AUD ?
F.      Analis dan Ayatisi apa yang berhungan dengan metode pembelajaran ?
C.   TujuanPenulisan  
1.  Mengetahui Apa yang dimaksud mengan metode pembelajaran
2.  Mengetahui Metode-metode pembelajan apa saja dalam pembelajaran Sains AUD
3.  Mengetahui Analis dan Ayatisi apa yang berhungan dengan metode pembelajaran

BAB II
PEMBEHASAN
A.  Metode Pembelajaran Sains AUD
Conant mendefenisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain. Yang tumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan dan pengamatan serta dapat diamati dan di uji coba lebih lanjut. Sains berhubungan erat dengan kegiatan penelusuran gejala dan fakta-fakta alam yang ada di sekitar anak. Sains sebagai suatu ilmu pengetahuan tentang alam sekitar yang merupakan proses yang berisikan teori atau konsep yang diperoleh melalui pengamatan dan penelitian. Sains sebagai suatu deretan konsep yang berhubungan satu sama lain yang didasarkan atas hasil pengamatan, percobaan-percobaan atas gejala alam dan isi alam semesta. Metode-metode pembelajaran di gunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan sains anak.
Metode merupakan cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya berfungsi secara memadai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu metode yang akan di pergunakan dalam program kegiatan anak di taman kanak-kanak guru perlu mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut, Metode-metode yang di gunakan untuk mengembangkan kognisi anak yaitu metode yang mampu menggerakkan anak agar dapat berfikir, menalar, mampu menarik kesimpulan, dan membuat generalisasi. Adapun caranya adalah dengan memahami lingkungan di sekitarnya, agar anak mampu mengenal orang dan benda-benda yang ada, memahami tubuh dan perasaan mereka sendiri, melatih memahami untuk mengurus diri sendiri. Selain itu melatih anak menggunakan bahasa untuk berhubungan dengan orang lain, dan melakukan apa yang dianggap benar berdasarkan nilai yang ada dalam masyarakat. Guru dapat memilih metode yang dapat meningkatkan sains anak adalah metode yang dapat menggerakkan anak untuk meningkatkan motivasi, rasa ingin tahu, dan mengembangkan imajinasi anak. Dalam mengembangkan sains pada anak metode yang dipergunakan harus mampu mendorong anak mencari dan menemukan jawabannya, membuat pertanyaan yang membantu memecahkan, memikirkan kembali, membangun kembali, dan menemukan hubungan-hubungan baru.
B.  Metode-metode dalam pembelajaran Sains AUD
Dalam pembelajaran anak usia dini banyak metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, metode apapun dapat diterapkan bahkan dikolaborasikan saat pembelajaran sains berlangsung.
Adapun metode pembelajaran sains ada beberapa jenis metode diantaranya adalah sebagai berikut :
1.  Metode pembelajaran bermain
Bermain dan anak tidak dapat dipisahkan, bermain adalah dunia bagi anak, melalui bermain diharapkan bahwa seluruh kecerdasan anak dapat dikembangkan dan dapat mempengaruhi perkembanganya, begitu juga dengan bagaimana anak mengenal konsep sains.
Guru dapat menggunakan metode bermain, menciptakan permainan yang menarik anak untuk bermain dan melalui permainan tersebut tujuan guru dalam mengenalkan konsep sains dapat tercapai.
2.  Metode Pembelajaran Melalui Bercerita
Bercerita adalah cara bertutur atau penyampaikan atau memberikan penjelasan secara lisan . bercerita juga salah satu cara yang bisa digunakan dalam pmbelajaran sains. Cerita yang menarik dan berhubungan dengan materi dapat menjadi pilihan yang baik.  Dalam bercerita ada beberapa cara yang tepat yang bisa dilakukan guru :
a.   Membaca langsung dari buku cerita
b.   Mendongeng
c.   Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar
d.   Bercerita dengan menggunakan papan flannel
e.   Bercerita dengan menggunakan media boneka
f.    Bercerita dengan menggunakan atau memainkan jari-jari tangan
3.  Metode pembelajaran melalui bernyanyi
Menurut honing menyatakan banyak sekali manfaat dari bernyanyi, bernyanyi merupakan hal yang menyenangkan, dengan bernyanyi dapat menghilangkan kecemasan, bernyanyi merupakan cara mengekspresikan perasaan, dengan bernyanyi dapat membangun rasa percaya diri anak, bernyanyi dapat meningkatkan daya ingat anak, meningkatkan rasa humor, mengembangkan kemampuan berfikir dan motorik anak serta dapat mempererat suatu ikatan sebuah kelompok.
4.  metode pembelajaran pemberian tugas
Tugas atau pekerjaan yang diberikan kepada anak berfungsi memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukanya sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru.
Pembelajaran sains biasanya berbentuk eksperimen atau pengalaman-pengalaman langsung yang membuat anak memahami konsep sains, pemberian tugas dapat menjadi metode yang cocok untuk diterapkan saat proses pembelajaran.
5.  Metode pembelajaran karyawisata
Metode ini adalah kunjungan secara langsung kepada objek-objek yang akan atau yang sedang dipelajari, dengan metode ini anak akan melihat secara langsung dan anak dengan mudah memhami karena anak mengamati dan mengalami pengalaman secara langsung.
6.  Metode komunikasi dua arah atau lebih
Metode ini disebut dengan berdialog atau bercakap-cakap anaktara guru dan anak. Metode ini memancing anak untuk berbicara dan meningkatkan kemampuan menalar dan mengkomunikasikan atau eningkatkan mental anak agar dapat berbicara dan berani dalam mengemukakan pendapat.
7.  Metode Pembelajaran sentra dan lingkaran
Metode ini juga salah satu model pembelajaran yang lazim digunakan para lembaga, dan model pembelajaran ini yang sangat disarankan untuk digunakan. Model ini juga menjadi metode yang tepat karena bentuk lingkaran dan pijakan-pijakan sentra sangat terstuktur dengan baik.



C.   Analisis dan ayatisasi
1.  Analisis
Usia tujuh tahun pertama adalah masa anak menjadi raja danratu, masa dimana 80% perkembangan otak anak akan terbangun. Agar 80% perkembangan otak itu dapat terbangun dengan sempurna anak usia dini tidak membangunya sendiri, ada peran orang dewasa disana. Siapa orang dewasa itu ? orang tua dan orang-orang tersekat bahkan siapapun itu. Salah satu tugas orang dewasa adalah menjadi fasilitator bagi anak. Agar bisa menjadi fasilitator yang baik dan masa raja dan ratu tidak teruang sia-sia maka orang tua harus benar-benar memahami apaun yang dibutuhkan anak, baik dari perkembangannya,karakteristiknya dan cara yang efektif menghadapi anak-anak tersebut.
Diatas telah dijelaskan beberapa metode yang bisa digunakan oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung.
2.  Ayatisasi
Hasil gambar untuk an-Nahl ayat 125

Artinya : “(Wahai Nabi Muhmmad SAW) Serulah (semua manusia) kepada jalan (yang ditunjukkan) Tuhan Pemelihara kamu dengan hikmah (dengan kata-kata bijak sesuai dengan tingkat kepandaian mereka) dan pengajaran yang baik dan bantalah mereka dengan (cara) yang terbaik. Sesungguhnya Tuhan pemelihara kamu, Dialah yang lebih mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk).”



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode merupakan cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya berfungsi secara memadai. Oleh karena itu, dalam memilih suatu metode yang akan di pergunakan dalam program kegiatan anak di taman kanak-kanak guru perlu mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut, Metode-metode yang di gunakan untuk mengembangkan kognisi anak yaitu metode yang mampu menggerakkan anak agar dapat berfikir, menalar, mampu menarik kesimpulan, dan membuat generalisasi.
Beberapa metode yang bisa diguanakan antar lain :
1.       Metode bermain
2.       Metode mendongeng
3.       Metode bernyanyi
4.       Metode pemberian tugas
5.       Metode karya wisata
6.       Metode komunikasi dua arah
7.       Metode sentra


DAFTAR PUSTAKA
latif Muhtar, 2014.Orieentasi PAUD, JAKARTA : KENCANA PRENADAMEDIA
MURSID. 2015. BELAJAR DANPEMBELAJARAN PAUD, BANDUNG: PT REMAJA ROSDAKARYA





[1] Mursid, Belajar dan Pembelajaran PAUD ( Jakarta, PT Remaja Rosdakarya: 2015 ) h.148
[2] Ibid, h. 149-150