MAKALAH
PEMBELAJARAN IPS ANAK USIA DINI
(STRATEGI PEMBELAJARAN IPS ANAK
USIA DINI)
DOSEN PENGAMPU : Dodi Harianto
M.Pd.I
Disusun Oleh Kelompok 4
:
DESWITA (TRA.151751)
HESTY INDRI HASTUTI
(TRA.151757)
FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas
rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Strategi Pembalajaran IPS AUD “.
Dalam penyusun makalah ini penyusun merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Jambi, 21 Oktober
2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………….2
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………3
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang……………………………………………………………………..4
B.
Rumusan masalah………………………………………………………………….4
C.
Tujuan …………………………………………………………………………….4
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian metode dan strategi
pembejaran IPS AUD…………………………..5
B.
Model-model pembelajaran IPS………………………………………………….6
C.
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
IPS…………………………………9
BABA
III PENUTUP
A.
Kesimpulan………………………………………………………………………11
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………….1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pendidikan
IPS sudah lama dikembangkan dan dilaksanakan dalam kurikulum-kurikulum di
Indonesia. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata
pelajaran yang berusaha membekali wawasan dan keterampilan peserta didik
sekolah untuk mampu beradaptasi dan bermasyarakat serta menyesuaikan dengan
perkembangan dalam era globalisasi. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,
peserta didik diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga Negara
Indonesia yang baik dan warga dunia yang efektif.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran IPS sangat menjemukan karena penyajiannya bersifat
menonton dan ekspositoris sehingga peserta didik kurang antusias dan
mengakibatkan pelajaran kurang menarik padahal guru IPS wajib berusaha secara
optimum merebut minat peserta didik karena minat merupakan modal utama untuk
keberhasilan pembelajaran IPS. Model pembelajaran IPS yang implementasikan saat
ini masih bersifat konvensional sehingga peserta didik sulit memperoleh
pelayanan secara optimal. Bahkan, banyak yang mementingkan aspek akademis
dibandingkan dengan aspek-aspek non-akademis lainnya, seperti moral, atika,
iman, dan taqwa.
Salah satu upaya yang memadai untuk itu adalah
dengan melakukan model pembelajaran. Dalam upaya peningkatan kualitas
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, menuntut kreativitas guru dalam
mengembangkan model pembelajaran yang mampu melibatkan peserta didik secara aktif
dan kreatif dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan masalah
1.
Apa
pengertian dari metode dan strategi pembejaran Ips AUD ?
2.
Apa
saja model-model pengajaran Ips ?
3.
Apa
saja perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Ips ?
C. Tujuan
1.
Untuk
mengetahui dan memahami metode dan strategi pembelajaran Ips AUD
2.
Untuk
mengetahui dan memahami model-model pembelajaran Ips
3.
Untuk
mengetahui dan memahami perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Ips
BAB
II
PEMMBAHASAN
A.Metode dan Strategi Pembelajaran
IPS
Metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru menyampaikan
suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa agar tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.
Sehubungan dengan pemilihan metode dalam pengajaran IPS, perlu diketahui tujuan
pengajaran IPS menurut Edwin Fenton adalah: (1) pemerolehan pengetahuan, (2)
pengembangan keterampilan inkuiri, (3) pengembangan sikap-sikap dan nilai.
Metode-metode pengajaran yang dapat dipilih oleh guru antara lain:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan metode yang umum dipakai. Dengan
metode ceramah dapat menyampaikan pengetahuan faktual yang banyak dan
generalisasi-generalisasi, namun kesemuanya ini tidak berarti banyak jika tidak
ada gambaran kongkret dalam bentuk contoh dan peragaan (model, tiruan, gambar,
dll).
2. Metode Diskusi
Jika metode ceramah dinilai belum cukup, maka setelah
selesai berceramah dapat diikuti dengan diskusi antara guru dengan siswa atau
siswa dengan siswa. Masalahnya, apakah siswa SD telah memiliki pembendaharaan
pengetahuan faktual dan mengerti konsep-konsep atau generalisasi yang cukup
untuk turut aktif dalam diskusi. Selain itu, jumlah siswa yang banyak dalam
kelas menjadi masalah tersendiri untuk membuat semua siswa ikut bicara dalam
diskusi dengan alokasi waktu pelajaran yang terbatas.
3. Metode Tanya
Jawab
Metode ini berlangsung dalam interaksi antara guru dengan
siswa setelah guru selesai berceramah. Siswa mengajukan pertanyaan dan guru
menjawabnya.contohnya
seperti pertanyaan mengingat atau hafalan.
4. Metode Proyek
Proyek di sini adalah semacam “penelitian” yang dilakukan
di luar kelas atau sekolah,
dilaksanakan secara individu atau kelompok dan membuat laporan dari hasil
pengamatan untuk dibawa dan dibicarakan di kelas.
5. Metode karya
wisata
Siswa dibawa mengunjungi objek-objek pemukiman
transmigran, situs sejarah, panti sosial, dan sebagainya. Selain rekreasi,
siswa juga bisa belajar dari tempat yang mereka kunjungi (mencakup aspek
kognitif dan afektif).
6. Metode Bermain
Peran (Role-playing)
Di dalam metode ini melibatkan aspek kognitif (problem
solfing) dan afektif (sikap, nilai-nilai pribadi atau orang lain, membandingkan
dan mempertentangkan nilai-nilai, mengembangkan empati dan sebagainya).
7. Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi
yaitu merupakan format belajar mengajar yang secara sengaja, menunjukan atau
memperagakan tindakan, proses atau prosedur yangdilakukan oleh guru atau orang
lain kepada seluruh atau sebagian siswa.Metode demonstrasi disertai dengan
penjelasan, ilustrasi, dan pertanyaan lisan atau peragaan
secara tepat. (dalam Canci, 1986 : 38).
Kemudian salah satu strategi pembelajaran
lainnya ialah dengan cara menggunakan nyanyian untuk mengingat nama-nama Negara
dan lain sebagainya.
B.
Model-Model Pengajaran IPS
1. Pengertian
Model Belajar-Mengajar
Menurut
Sarifudin (Wahab, Azis, 1990: 1) yang dimaksud dengan ‘model belajar mengajar’
adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang terorganisasikan
secara sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, yang berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar”. Dengan demikian, model belajar-mengajar khususnya dapat diartikan
sebagai satuan cara, yang berisi prosedur, langkah teknis yang harus dilakukan
dalam mendekati sasaran proses dan hasil belajar hingga mencapai
efektifitasnya, menurut kesesuaian dengan setting waktu, tempat dan subjek
ajarnya.
2.
Macam-macam Model Mengajar
a. Model
Pemrosesan
Model-model
yang berorientasi pada kemampuan pemrosesan informasi dari siswa dan cara
memperbaiki kemampuannya dalam menguasai informasi, merujuk pada cara orang
menangani stimulus dari lingkungannya, mengorganisasikan data, menginderai
masalah, melahirkan konsep dan pemecahan masalah, dan menggunakan simbol verbal
da non-verbal.
b. Personal
Model-model yang termasuk ke dalam rumpun personal
berorientasi pada pengembangan diri individu, model-model ini menekankan proses
pembentukan individu dalam mengorganosasikan realitasnya yang unik. Fokus
pengembangan diri berkesan menekankan pada pembinaan emosional antara individu
dalam hubungan produktif dengan lingkungannya hingga diharapkan menghasilkan
hubungan interpersonal yang lebih kaya dan kemampuan pemrosesan yang lebih
efektif lagi.
c.
Model Interaksi
Sosial
Model-model pembelajaran yang termasuk rumpun Interaksi
Sosial, menekankan hubungan antara individu dengan masyarakat dan dengan
individu lainnya. Fokus model ini terletak pada proses di mana dengan proses
ini realitas dinegosiasi memberikan prioritas pada perbaikan kemampuan individu
untuk berhubungan dengan yang lainnya, bergelut dengan proses demokratik dan
bekerja secara produktif dalam masyarakat
d.
Model
Behavioral
Model-model
yang termasuk ke dalam rumpun behavioral berpijak pada landasan teoritis yang
sama, yakni teori tingkah laku (Behavioral
Theory). Dalam penerapannya, model ini banyak menggunakan istilah lain
seperti teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi tingkah laku, dan
terapi tingkah laku. Ciri pokoknya menekankanpada usaha mengubah tingkah laku
teramati ketimbang struktur psikologis yang mendasarinya dan tingkah laku yang
tidak teramatinya. Model ini mendasarkan pada prinsip kontrol stimulus dan penguatan
(Stimulus Control and Reinforcement).
Lebih dari model lainnya model behavioral memiliki keterpakaian yang luas dan
teruji keefektifannya pada aneka tujuan seperti pendidikan, pelatihan, tingkah
laku interpersonal da pengobatan
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa model pembelajaran untuk mengatasi
masalah pendidikan IPS.. Masing-masing pendekatan pada
pandangan teoritis berkenaan dengan stressingnya, dalam praktisnya dapat
terjadi saling berkait antara satu pendekatan dengan pendekatan lain secara
bersamaan. Beberapa dari sejumlah pendekatan yang menjadi rujukan, secara
parsial terliput dalam kerangka teknis model pilihan berikut, antara lain
1. Model Inkuiri
Model inkuiri
adalah salah satu model pembelajaran yang memfokuskan kepada pengembangan
kemampuan siswa dalam berpikir reflektif kritis, dan kreatif. Pengembangan
strategi pembelajaran dengan model inkuiri dipandang sangat sesuai dengan
karakteristik materil pendidikan Pengetahuan Sosial yang bertujuan
mengembangkan tanggung
jawab individu
dan kemampuan berpartisipasi aktif baik sebagai anggota masyarakat dan
warganegara.
2. Model Pembelajaran VCT
VCT adalah
salah satu teknik pembelajaran yang dapat memenuhi tujuan pancapaian pendidikan
nilai. VCT berfungsi untuk: a) mengukur atau mengetahui tingkat
kesadaran siswa tentang suatu nilai; b) membina kesadaran siswa tentang
nilai-nilai yang dimilikinya baik yang positif maupun yang negatif untuk
kemudian dibina kearah peningkatan atau pembetulannya; c) menanamkan
suatu nilai kepada siswa melalui cara yang rasional dan diterima siswa sebagai
milik pribadinya.
3. Model Bermain Peta
Keterampilan
menggunakan dan menafsirkan peta dan globe merupakan salah satu tujuan penting
dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial. Peta dan globe memberikan manfaat,
yaitu:
a. siswa dapat
memperoleh gambaran mengenai bentuk, besar, batas-batas suatu daerah
b. memperoleh
pengertian yang lebih jelas mengenai istilah-istilah geografi
c. memahami peta
dan globe. Dalam memahami peta dan globe diperlukan beberapa syarat yaitu arah, skala,lambang-lambang dan warna.
5. Model Role Playing
Role Playing adalah salah satu model pembelajaran
yang perlu menjadi pengalaman belajar peserta didik, terutama dalam konteks
pembelajaran Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan didalamnya.
6. Model Portofolio
Sapriya
(Winataputra, 2002: 1.16) menegaskan bahwa: “portofolio merupakan karya
terpilih kelas atau siswa secara
keseluruhan yang bekerja secara kooperatif membuat kebijakan publik untuk
membahas pemecahan terhadap suatu masalah kemasyarakatan”. Makna pembelajaran
berbasis portofolio dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial adalah memperkenalkan
kepada peserta didik dan membelajarkan mereka.
C.
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran IPS
Tujuan, materi
pelajaran, kegiatan belajar, strategi pembelajaran (bahkan sampai pada
evaluasi) harus diorganisasikan sedemikian rupa untuk menggalakkan pembelajaran
yang efektif. Untuk itu perlu perencanaan dan pelaksanaannya. Setiap langkah
yang akan dilakukan oleh guru mengenai apa yang akan diajarkan ditentukan oleh
tujuan yang dirumuskan sebelumnya.
Oleh sebab itu,
perumusan tujuan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pengelola pembelajran IPS. Tujuan yang akan
dicapai selama proses belajar mengajar berlangsung, dan apakah tujuan itu dapat
tercapai atau tidak setelah proses pembelajaran selesai, hendaknya ditulis dan
dirumuskan lebih dahulu oleh guru dalam Satpel (satuan pelajaran). Satpel yang
baik memuat rumusan tujuan-tujuan itu yang menuntun guru dan siswa kearah
proses pembelajaran yang tampak jelas dan terarah.
Sehubungan
dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran ini ada tiga tujuan yang harus
diperhatikan:
a.
Tujuan jangka
pendek, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksaan beberapa jam pelajaran
atau TIK (Tujuan Instruksional Khusus).
b.
Tujuan jangka
menengah, yaitu tujuan yang ingin dicapai selama pelaksanaan satu unit
pelajaran.
c.
Tujuan jangka
panjang, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam masa satu semester atau satu
tahun ajaran.
Umumnya guru hanya memperhatikan tujuan
jangka pendek saja, sedangkan kedua tujuan lain kurang mendapat perhatian
sebagaimana mestinya. Tujuan itu sebenarnya menjelaskan perubahan-perubahan
yang dikehendaki dari siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Guru diminta
untuk menuliskan dan merumuskan tujuan-tujuan itu secara jelas, lengkap,
spesifik dan serealis mungkin.Sehingga guru benar-benar memikirkan perubahan
apa yang diharapkan dari siswa dalam meningkatkan aspek kognitif (pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi) dan aspek afektif
(mendengar, menjawab, menilai).
Dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran ini beberapa hal di bawah ini perlu mendapat perhatian.
a.
Materi pelajaran
b.
Metode,dinyatakan metode apa saja yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
c.
Alat, sumber belajar dan media perlu
diketahui dan disiapkan.
d.
Pemanfaatan lingkungan sekolah.
e.
Pemanfaatan ruang kelas
f.
Pemanfaatan waktu
g.
Pemanfaatan perpustakan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode adalah cara yang dianggap efisien yang digunakan oleh guru menyampaikan
suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa agar tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya dalam proses kegiatan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.
Kemudian salah satu strategi pembelajaran
lainnya ialah dengan cara menggunakan nyanyian untuk mengingat nama-nama Negara
dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
http://yantiekasaputri.blogspot.com/2015/10/strategi-pembelajaran-ips-mipendekatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar